CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 10 Januari 2009

Pertukaran Magnet di Bintang Mirip Matahari



Sama seperti Matahari, bintang lainnya pun memiliki motor perputaran (spinning engine) yakni medan magnetnya. Bidang magnetik tersebut mirip dengan yang ada di batangan magnet, kecuali sisi utara dan selatannya akan terus berganti secara reguler. Untuk Matahari, pergantian tersebut terjadi setiap 11 tahun. Bagaimana dengan pertukaran magnet pada bintang lainnya ?
Selama ini belum ada yang bisa mengamati pergantian tersebut selain di Matahari. Kali ini, tim astrofisika internasional berhasil mengamati kejadian tersebut pada bintang selain Matahari, yakni di tau Bootis A yang sedang dalam proses pergantian kutub magnet utara dan selatan. Diperkirakan, proses di tau Bootis A lebih sering terjadi dibandingkan dengan di Matahari, karena spinning engine si bintang juga dipengaruhi oleh planet raksasa yang mengorbitnya pada jarak yang sangat dekat.
Bintang seperti Matahari tidaklah tenang dan tetap. Mereka memiliki berbagai macam engine kompleks yang memproduksi bidang magnetik yang mirip dengan bidang magnetik di magnet batang. Korona Matahari, yang sangat baik jika dilihat saat gerhana total, memberi visualisasi medan magnet sama seperti besi pada magnet batang. Engine yang memproduksi magnet pada bintang-bintang seperti Matahari (Solar like) disebut dinamo. Produksi medan magnet tersebut menggunakan spinning Matahari dan juga gerak seperti mendidihkan yang terjadi di bawah permukaannya. Magnet di Bumi juga dihasilkan oleh engine dinamo tersebut.
Properti yang penting dan juga menarik dari magnet Matahari adalah kemampuannya untuk bertukar kutub utara dan selatannya secara reguler setiap 11 tahun. Kejadian yang merupakan siklus magnet Matahari dan memengaruhi iklim Bumi ini sangat berpotensi untuk menyebabkan terjadinya jaman es kecil di abad ke-17. Nah, magnet di Bumi juga mengalami pertukaran namun tidak sering dan lebih tidak teratur.
Bintang mirip Matahari juga memiliki medan magnet dan magnetnya juga mengalami pertukaran secara reguler, namun sayangnya pengamatan terhadap kejadian ini masih sangat sulit. Pengamatan pertukaran medan magnet yang terjadi di tau Bootis A dapat diamati dari pendeteksian tak langsung. Dalam hal ini, cirinya adalah terjadinya perubahan kecerlangan yang terjadi pada warna yang spesifik. Nah, dengan melihat langsung bidang magnet pada bintang selain Matahari, tim astrofisika internasional yang dipimpin oleh J. Donati dan C. Moutou dari CNRS (Toulous dan Marseille) telah berhasil mengamati perubahan yang terjadi pada tau Bootis A menggunakan instrumen kembar ESPaDOnS2 di Canada-France-Hawaii Telescope (di Mauna Kea Hawaii) dan NARVAL di Telescope Bernard Lyot.



Tau Bootis A bisa dilihat dengan mata telanjang, dan memiliki temperatur yang lebih panas dan massa 20% lebih masif dari Matahari, terletak pada jarak 51 tahun cahaya dari Bumi. Yang membuat menarik adalah, tau Bootis A merupakan induk pangkalan dari planet raksasa yang mengorbit sangat dekat ke permukaan bintang. Planet tersebut bukan hanya sangat dekat, tetapi juga sangat masif sekitar 6,5 kali massa Jupiter. Planet tersebut juga mengorbit pada jarak hanya 1/20 jarak Bumi - Matahari. Hal ini membuat para astronom berpendapat bahwa planet yang ada di tau Bootis A memberi tekanan pada permukaan tau Bootis A untuk melakukan korotasi dengan gerak orbit planet melalui efek pasang surut (Efek yang sama yang menyebabkan Bulan berkorotasi dengan derak orbitnya untuk mengelilingi Bumi).
Keberhasilan Donati dan kolaboratornya menangkap kejadian pertukaran medan magnet di tau Bootis A bukanlah kebetulan. Mereka menemukan bahwa kejadian pertukaran ini terjadi lebih sering dibanding di Matahari. Nah, apakah keberadaan planet raksasa yang mengorbit juga ikut berpengaruh dalam proses perputaran tersebut? Hal inilah yang menjadi fokus Donati dkk dalam mempelajari perubahan medan magnet di tau Bootis A di masa mendatang.

Magnetar, Medan Magnet Terkuat di Jagad Raya


Bintang Netron merupakan sisa dari bintang masif (sekitar 10-50 massa Matahari) yang mengalami keruntuhan terhadap dirinya sendiri. Bintang ini tersusun dari neutron (partikel sub atom yang tidak bermuatan), dengan massa lebih besar dari massa Matahari (1,35 -2,1 massa Matahari) namun hanya berdiameter 20km.
Bintang ini sangat padat bahkan satu sendok teh materi bintang netron beratnya bisa mencapai 100 juta ton. Karakteristik lainnya dari bintang netron adalah rotasinya yang cepat dan medan magnetiknya yang kuat.
Magnetar merupakan kelas dalam Bintang Netron yang memiliki medan magnet ultra-kuat, diperkirakan ribuan kali lebih kuat dari bintang netron normal dan menjadikan mereka magnet paling kuat di kosmos. Namun mengapa magnetar bisa tampak bersinar dalam penglihatan sinar X masih menjadi pertanyaan bagi para astronom.
Kali ini, data dari XMM-Newton and Integral orbiting observatories digunakan untuk menguji komponen sinar X dari magnetar.
Sampai saat ini sudah ada 15 magnetar yang ditemukan. Lima di antaranya dikenal sebagai soft gamma repeaters (SGRs) karena mereka secara sporadis menyemburkan letupan (sekitar 0,1detik) sinar gamma berenergi lemah dan letupan sinar X yang kuat. Sisa 10 magnetar lainnya diasosiasikan sebagai anomalous X-ray pulsars atau AXP’s.
Walaupun SGRs dan AXP’s pada awalnya diperkirakan sebagai objek yang berbeda, namun saat ini diketahui mereka memiliki karakteristik yang sama dan aktivitas yang terjadi di dalamnya berasal dari medan magnetnya yang kuat.
Magnetar memang berbeda dari bintang netron normal karena medan magnetik di dalam magnetar diperkirakan sangat kuat dan mampu memilin kerak bintang. Seperti sebuah sirkuit yang diberi tenaga oleh baterai raksasa, kemampuan memilin yang ada di magnetar bisa menghasilkan arus dalam bentuk awan elektron yang mengalir disekeliling bintang. Arus tersebut berinteraksi dengan radiasi yang datang dari permukaan bintang dan menghasikan sinar-X.
Sampai saat ini para peneliti masih belum bisa menguji prediksi yang mereka buat karena tidak mungkin untuk memproduksi medan magnet ultra-kuat dalam laboratorium di Bumi.
Nah untuk memahami fenomena ini, tim yang dipimpin oleh Dr. Nanda Rea dari University of Amsterdam menggunakandata dari XMM-Newton and Integral untuk mencari awan elektron yang rapat di sekeliling magnetar untuk pertama kalinya.
Tim Rea berhasil menemukan bukti kalau arus elektron yang besar memang ada dan bisa diukur kerapatannya yang ternyata memang ribuan kali lebih kuat dari pulsar normal. Mereka juga megukur tipe kecepatan saat arus elektron ini melemah. Dengan data ini dibuat hubungan antara fenomena yang didapat dari observasi dengan proses fisisnya. inilah yang merupakan kunci penting dalam memecahkan teka teki objek langit yang satu ini.
Saat ini Rea dan timnya sedang mencoba membangun dan menguji model yang lebih detil untuk bisa memberi pemahaman yang lebih lanjut akan pengaruh medan magnet yang kuat seperti pada magnetar.
Sumber : ESA

Selasa, 06 Januari 2009

Pengalaman Berharga

Yoi! Pelajaran Berharga maksudnya tuh bukan buku pelajaran yang harganya 28.000. Biasanya kan buku-buku pelajaran harganya segituan ya? Tapi buat kali ini, kita ngga bakal bahas yang namanya Buku pelajaran Berharga 28.000. Kita bakal bahas pelajaran Berharga yang sebenernya!

Baca gak ngabisin waktu, gak ngabisin tagihan internet (makanya copy paste aja di Ms Word), juga ga rugi. Kalian bakal dapet pelajaran berharga pula. Kurang apa nggak nih basa-basinya? Cukup kali ya? So, check this out! (Nih cerita walaupun copypaste tapi kan berguna. Iye kaga?)

Pelajaran Berharga

Ini adalah sebuah kisah sederhana tapi sungguh
sangat menyentuh. Berawal di sabtu siang
bolong.Waktu itu aku lagi nunggu taksi yang
nakal nganterin aku ke Plaza. Lama banget angkutan nggak kunjung lewat, kalaupun ada udah penuh sesak.,
Padahal biasanya cepet banget. Sambil bengong
nunggu, mata ini tertuju pada seorang bapak tua
dengan tampang semelas-melasnya jualan “sermier”
sejenis krupuk dari singkong parut.- khas makanan
udik. Ternyata pak tua itu udah dari tadi ada di
sebelahku - beristirahat. Aku inget makanan
yang dijual pak tua itu waktu masa masa sulit
ekonomi ortu dan sering dibelikan jajanan itu oleh
ibuku. Dalam hati aku mbayangin siapa yang mau
beli kerupuk di kota ini ?
Masih laku ta jajanan udik murahan kaya gini?....
Apalagi pak tua lagi berada di jalan protocol Huh
Sampai sejauh mana dia harus berjalan
menyusuri jalanan metropiolis ini untuk
mendapatkan pembeli?? Lha wong sekitarnya gedung-
perkantoran dan jarang sekali orang berjalan
kaki?? Berapa omset dia seharian?? Cukupkah
keuntungannya buat makan? buat naik angkot???
Sebenarnya ada keinginan untuk membelinya, tapi
aku kan mau ke plaza..Masa’ bawa tentengan tas
kresek kecil transparan berisi krupuk udik?? ya
gengsi dong!! hehe ... Tapi aku kasian sama pak
tua ini.
Akhirnya aku deketin dia dan aku kasih dia uang
lima ribuan, “Monggo pak buat beli makan nggih
...”

Tapi diluar dugaan.. respon pak tua itu
sungguh mengejutkan! Dengan sopan dan tulus pula
dia menjawab “ Nyuwun sewu nak nggih, kula
sadeyan..mboten ngemis, nyuwun sewu nggih nak,
saestu!” ( maaf ya nak , saya ini jualan, nggak
ngemis, sungguh minta maaf).
Daag!.. Seperti tertampar rasanya, bukan karena
penolakan dia tapi karena betapa malu - kerdilnya
aku! Hari gini ... masih ada orang seperti dia???
Aku yang secara ekonomi jauuhh.. lebih makmur dari
dia ternyata tak pernah punya keberanian menolak
segala “pemberian” di kantor dengan mencari segala
pembenaran dan berbagai dalih pula!! Padahal
sejatinya tak kan mati kelaparan bila aku
menolaknya! Tidak seperti Pak tua itu, uang lima
ribu mungkin sangat berarti.. Tapi demi prinsip
dan harga diri, beliau mampu menolaknya! Akhirnya
dengan sopan pula aku katakan kalau begitu aku
membelinya sepuluh ribu buat oleh-oleh, dan pak
tua itupun tersenyum sambil berujar “Matur Suwun
nggih nak!”
Akhirnya di taksi, aku merenungi peristiwa tadi,
Aku yang menurutku lebih kaya, lebih
berpendidikan, lebih modern, lebih gaul, bahkan
lebih mengerti agama dan segala kelebihan lainnya
dibandingkan Pak tua tadi, ternyata dalam hal
mempertahankan harga diri dan prinsip aku kalah
telak, bahkan sangat telakk! Dengan berbagai dalih
dan pembenaran aku tak bisa menolak “pemberian” di
kantor. Tragisnya “pemberian“ itu kadang kupakai
untuk membeli atribut/barang-barang biar aku
tampak punya “kelebihan” dan tampak mentereng.
Terimakasih Pak tua, engkau telah memberi
pelajaran hidup yang sangat berharga.

Taken From: http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=2410.0

Jumat, 02 Januari 2009

Blog Baru

Blog baru SpattleGum nih, buat Lomba Blog ClassMeeting